Anies Baswedan bersama warga Jakarta terus berupaya untuk mengatasi krisis iklim dengan banyak gagasan baru yang tepat sasaran. Dimana gagasan ini nanti bermuara pada keadilan iklim yang terjadi bukan hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia.
Sebagai langkah perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, keadilan iklim harus segera dicapai. Tapi sayangnya keadilan iklim tidak akan terjadi apabila penanganan krisis tidak berpihak pada mereka warga yang rentan. Ingat saat kita ingin keadilan iklim, ekosistem ekonomi bukan lagi menjadi fokus satu satunya yang harus kita selamatkan, tetapi ekosistem sosial juga harus diseimbangkan.
Kata Anies Baswedan, kalau mau menghadapi krisis iklim harusnya kita berkaca pada ilustrasi mengayuh sepeda, dimana geraknya harus maju dan tidak bisa mundur. Jika ingin bertahan lebih lama maka kayuhannya harus stabil. Oleh karena itu untuk menangani krisis iklim ekonomi dan ekologi kita harus jalan berdampingan.
Nah bukti gagasan tersebut telah tertuang di ibukota berkat Gubernur Jakarta Anies Baswedan. Meskipun baru mulai di Jakarta tapi Jakarta adalah kota global yang bisa digunakan sebagai percontohan wujud keadilan iklim.
Gagasan Keadilan Iklim yang Telah Dimulai di Jakarta
Jakarta merupakan kota metropolitan yang padat penduduk, terdiri dari masyarakat yang ekonominya serba kurang hingga mereka yang serba kecukupan. Dari gambaran ini tentu kita sudah bisa membayangkan seberapa banyak kendaraan pribadi yang dimiliki oleh satu kepala keluarga.
Maka wajar ketika Gubernur Jakarta mulai menertibkan kendaraan pribadi, yaitu dengan mengubah paradigma transportasi konvensional ke transportasi umum terintegrasi. Hasilnya pun di 2021 bisa kita lihat, dimana jangkauan transportasi umum yang semakin melebar seimbang dengan jumlah penumpang Trans-Jakarta yang mencapai lebih dari 1 juta lebih perharinya.
Tahukah kamu bahwa ini adalah gagasan pintar, kenapa begitu? Karena dampaknya bukan lagi hanya terhadap lingkungan tetapi juga secara sosiologis. Ingat transportasi umum di Jakarta bukan sekedar sebagai sarana mobilisasi tetapi juga sebagai sarana kebersamaan dan kesetaraan yang bisa menyatukan warga Jakarta.
Tidak hanya itu Jakarta sekarang juga sudah memprioritaskan pejalan kaki dan juga pesepeda. Pemerintah Jakarta bahkan sudah membangun 265 km trotoar dan juga 103 km untuk jalur sepeda. Selain itu kebutuhan dasar warga Jakarta juga sudah mulai terpenuhi dengan hadirnya program penyediaan air bersih, ruang terbuka hijau di tengah kota, tempat pengelolaan limbah dan sebagainya.
Nah karena gagasan tersebut sekarang di Jakarta sudah ada 428 taman dan juga 48 hutan kota. Itu artinya warga Jakarta menjadi semakin dekat dengan taman kota sehingga mereka bisa lebih mudah untuk meningkatkan kualitas hidup setiap harinya.
Selain upaya di atas, Anies Baswedan juga berupaya menjalin kolaborasi dengan komunitas yang terdiri dari warga Jakarta untuk mengatasi permasalahan yang ada. Karena seperti yang kita tau Jakarta belum lepas dari permasalahan Ciliwung. Oleh karena itu mereka berkolaborasi demi menyelamatkan iklim Indonesia. Yaitu dengan menjadikan manusia bagian dari alam, dimana mereka bertanggung jawab menjaga ekosistem biologis yang ada di sungai Ciliwung.
Ini adalah bentuk kolaborasi tingkat lokal, dan untuk mengatasi krisis iklim yang merupakan masalah yang tidak berbatas territorial maka perlu adanya diplomasi dengan komunitas internasional. Jakarta hanya contoh kecil dari kesuksesan Anies Baswedan dalam upaya menyelamatkan kedaulatan negara.
Tentunya untuk mendapatkan dampak yang lebih besar kita perlu mendukung Beliau dengan kebaruan solusi. Beliaupun yakin generasi kiwari punya penyelesaian yang patut untuk diapreasi, Sudah terbuka ruang untuk kita berkontribusi maka dari itu ciptakan terobosan dan kebaruan solusi untuk krisis iklim yang sedang terjadi.